Jumat, 04 Juni 2010

Seusai meninjau proses pembangunan Stadion Gedebage, Dede Yusuf menyatakan bahwa PT Adhi Karya selaku pelaksana proyek menyanggupi bahwa stadion ini sudah bisa diserahkan kepada pemkot Bandung pada 31 desember 2011. Walaupun itu hanya untuk stadion utamanya saja dan hanya mempuinyai satu tudung utama dari rencana 2 tudung.



Dede Yusuf bersama staff PT Adhi Karya meninjau proses pembangunan stadion Gedebage
“Selanjutnya baru akan dibangun beberapa bangunan lagi seperti arena cabang olahraga lain dan juga area parkir serta tambahan tudung bagian timur stadion yang selesai pada tahun 2016,” ujarnya di Gedebage.

Keinginan Dede Yusuf meninjau proses pembangunan stadion yang telah lama diidam-idamkan oleh warga Bandung ini didorong oleh besarnya atensi masyarakat melalui jejaring sosial miliknya di facebook dan twitter. Setiap kali ia menuliskan opininya tentang Persib, isu stadion baru ini selalu membanjiri komentar para followers-nya.

“Memang sebelum saya meninjau langsung, pembangunan stadion ini terkesan lambat, namun setelah saya datang kesini, ternyata ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh petugas dilapangan. Dan itu logis,” terang pria yang mengaku mengurus sendiri akunnya di facebook dan twitter itu.

Berdasarkan catatan sejarah geologisnya, daerah yang akan dibangun SOR Gedebage ini dulunya adalah titik terendah dari danau purba Bandung, sehingga tanahnya saat ini bersifat lempungan. Maka setelah lahan dibebaskan, proses yang sekarang dikerjakan adalah pemadatan tanah atau masih 1.5 persen.

Beberapa teknologi terbaru sedang dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem geotekstile. Sistem ini bertujuan untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam tanah. “Jadi keadaan lempung ini seperti gabus, kita harus mengeluarkan air yang terdapat didalamnya dengan cara menyuntikan alat, sehingga air yang terdapat didalam gabus itu dapat dikeluarkan,” jelasnya.

Proses ini sudah diimplementasikan juga terhadap pembangunan stadion Palaran di kalimantan Timur dan proses ini pulalah yang membuat pembangunan menjadi lama dan terkesan pembangunannya lambat karena belum masuk ke proses pembangunan nyata.

Pemerintah provinsi tidak menginginkan pembangunan stadion yang sudah lama diidam-idamkan warga Jawa Barat ini dibuat dengan terburu-buru dan hasilnya akan kacau karena nanti ternyata tanah stadion beratus-ratus miliar ini amblas.

Masalah lain yang sedang dipecahkan adalah tentang grade stadion berdasarkan standar FIFA, yaitu kapasitas stadion berdasarkan jumlah tempat duduk tunggal dan maksimal 2 jam perjalanan dari bandara.

“Untuk menyelenggarakan SEA Games yang merupakan kejuaraan yang bersifat internasional kita wajib mengikuti aturan-aturan dasar dari FIFA tentang stadion. Contohnya adalah harus memiliki 8 jalur pada lintasan lari, serta minimal mempunyai 38 ribu kursi tunggal,” katanya.

Peraturan FIFA tentang kursi tunggal stadion inipun sangat detil. Selain ada ukuran minimun panjang dan lebarnya, bahan pokok yang digunakanpun menjadi perhatian mereka. Tujuannya agar kursi yang dapat dilipat ini tidak mudah terbakar. Ada jeda sebelum kursi ini hangus, sehingga ada waktu buat petugas keamanan untuk mengantisipasi kebakaran yang lebih besar.

Jika kapasitas stadion hanya bisa menampung 38 ribu penonton, maka dapat dipastikan beribu bobotoh Persib lain tidak akan tertampung didalam stadion. Maka pihaknya sedang mencari solusi agar nanti akan dibuat semacam kursi tunggal yang tidak permanen dan dapat di bongkar pasang sehingga jika Persib bermain di Liga Super, stadion ini dapat menampung sekitar 70 ribu penonton.

Masalah lain adalah akses jalan menuju stadion. Dengan standar jarak waktu tempuh maksimal 2 jam dari bandara Husein Sastranegara maka diperlukan akses jalan menggunakan fasilitas tol. Jalan tol Purbaleunyi pun sebenarnya berjarak dekat dengan lokasi pembangunan stadion.

“Teorinya seperti yang mudah, namun pada prakteknya tidak semudah itu. Kita harus berkoordinasi dengan pihak Jasa Marga. Terutama adalah permasalahan ijin pembangunan,” pungkasnya.

Pada waktu dekat, pihaknya akan meminta ijin membangun pintu tol pada KM 150 sebagai akses keluar masuk kendaraan, terutama untuk kepentingan pembangunan. Tapi pada grand desainnya, akan dibangun sebuah interchange lalu pintu tol pada KM 149. Sehingga akan ada jalan keluar dari tol Purbaleunyi sepanjang 2 kilometer sebelum masuk ke area SOR.

Sedangkan untuk masalah dana, Dede Yusuf memberikan jaminan bahwa baik pihak Pemprov Jabar maupun Pemkot Bandung akan berusaha maksimal sehingga hal ini tidak akan menjadi masalah.

“Awalnya, Pemprov dan Pemkot berkomitmen mendanai pembangunan stadion ini dengan persentase 60-40, tapi pada tahun 2009 lalu terjadi perubahan rencana dimana dana pembangunan stadion menjadi tanggung jawab Pemkot Bandung dan dibantu oleh dana hibah dari APBD Provinsi Jabar,” ungkap orang nomor dua di Jawa Barat ini.

Dede lalu mengungkapkan, untuk tahun ini saja, pihaknya sudah menyediakan dana siap sebesar 50 miliar untuk mendukung rencana ini, dari total biaya 495 miliar untuk pembangunan stadionnya saja. 101 miliar diantaranya sudah terpakai. Dan ia berharap kedepannya masalah dana ini bisa terus lancar walau kemungkinan adanya keterlambatan pencairan seperti yang biasa terjadi.

Karena pembiayaan stadion ini menggunakan uang rakyat, Dede Yusuf lalu mengajukan usul agar nantinya grand desain perencanaan pembangunan SOR Gedebage ini dapat dilihat secara visual oleh masyarakat luas dengan cara memasangnya di beberapa spot kota Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar